Hadits Tentang Duduk Di Tangga

عن أَبي طلحة زيد بن سهل رضي الله عنه قَالَ: كُنَّا قُعُودًا بالأفْنِيَةِ نَتَحَدَّثُ فِيهَا فَجَاءَ رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَقَامَ عَلَيْنَا، فَقَالَ: مَا لَكُمْ وَلِمَجَالسِ الصُّعُدَاتِ؟ اجْتَنِبُوا مَجَالِسَ الصُّعُدَاتِ فقُلْنَا: إنَّمَا قَعَدْنَا لِغَيْرِ مَا بَأسٍ، قَعَدْنَا نَتَذَاكَرُ، وَنَتَحَدَّثُ. قَالَ: إمَّا لا فَأَدُّوا حَقَّهَا: غَضُّ البَصَرِ، وَرَدُّ السَّلاَمِ، وَحُسْنُ الكَلاَمِ. رواه مسلم.
Artinya.
Dari Abi Tholhah Zaed bin Sahal RA ia berkata. Kami sedang duduk duduk di sebuah halaman rumah sedang ngobrol, maka datanglah Rosululloh shollahu a’laihi wassalam maka beliau berdiri menghadap kami dan beliau berkata. Apa manfaatnya bagi kalian duduk di tangga tangga? Jauhilah duduk duduk di tangga tangga. Maka kami berkata, kami duduk ini bukan pada hal ada dosa, kami saling mengingatkan dan bercerita saja, maka beliau berkata, kalau demikian, maka penuhilah hak majlis kalian, tundukkan pandangan mata ( tidak melihat lawan jenis yg tidak halal dg pandangan syahwat), menjawab salam dan berbicara dengan baik.
HR Muslim.
Riyadusholihin hadis ke 1624.
Penjelasan
Sebaiknya kita menghindari berkumpul, mengobrol di dipinggir – pinggir jalan, apalagi dijalan yang suka ramai lalu lalang manusia, kita yakin hal itu akan sangat mengganggu, jika hal itu tidak bisa ditinggalkan, karena memang tidak ada lagi tempat maka kita memenuhi hak hak jalan karena semua makhluk Allah punya hak yang wajib dipenuhi
Diantara hak hak jalan itu seperti menundukkan pandangan mata atau memalingkan muka jika melihat aurat atau yang dilarang Agama, menjawab salam bagi mereka yang mengucapkan salam, berbicara yang baik baik, berakhlak mulia menebar senyum, menunjukan jalan atau alamat yang benar jika ada yang meminta petunjuk. Haram dan dosa untuk mengganggu dan menghalangi mereka.
Oleh: Drs. K.H. Arif Rahman Hakim, MA
(Ketua Umum Yayasan Al Hidayah Rawadenok Depok)